[Bukan puisi]
Tanpa sengaja terselip rasa
Di sela huruf pada kata
Terangkai aksara tanpa makna,
Padu padan seadanya
Apa kabar yang hilang?
Telah ku temukan makna mu
Dalam bait ini ku lukiskan
Terang dan redupnya kedaaan
Pekak telingaku
Kusut pikiranku
Riuh perihal rasa menyapu nalar
Padahal sunyi dihati
Kau manusia, tuan yang hilang
Dan akan terus tiada
Atau sebelumnya tak pernah ada
Hanya diangan ku kau hidup dan nyata?
Kacau balau
Jangan, jangan, jangan
Kau bilang jangan
Jangan apa?
Jangan menyimpan rasa,
Perihal itu bukan kuasaku
Yang ku takutkan nyatanya terjadi
Jangan, jangan, jangan!
Salah lagi,
Jadi elegi kesekian kali
Sayang ini bukan perihal
"Kita coba lagi"
-s-
Berkawanlah dengan pena maka sesungguhnya pena itu akan lebih tajam dari sebilah pedang. -s-
Selasa, 16 April 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
[Tanda Tanya] Di tepian aku sedang menjamu Pilu yang rampung diramu Mencoba berkelakar dengan kalbu Berdesing menggapai sendu Sudah a...
-
Daun kering Ibu Kota, 12 April 2019 Surat ke lima Kepada : Kau dan Aku yang tak pernah sama Dari : Seseorang yang kau kenal Se...
-
DISTOPIA Dalam setiap kesempatan bertukar pandang, aku selalu berusaha menerawang jauh ke dalam pantulan cahaya bola mata cokelat...
-
Surat Ke Tiga Ibu kota, 3 November 2018 Kepada: Kau dan Aku yang tak pernah sama Dari : Seseorang yang kau kenal Halo! apa kab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar